Generasi Z, yang tumbuh bersama perkembangan teknologi dan media sosial, memiliki gaya hidup dan preferensi yang sangat khas. Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z lebih mementingkan keaslian, keberlanjutan, dan pengalaman yang terasa personal. Ketika menjadi klien event planner, mereka tidak hanya menginginkan acara yang bagus secara visual, tetapi juga ingin acara tersebut memiliki makna mendalam dan nilai yang mencerminkan diri mereka. Berikut adalah cara bagi event planner untuk menyelaraskan gaya unik Gen Z dalam setiap acara.
1. Fokus pada Personalisasi yang Mendalam
Gen Z sangat menghargai personalisasi. Bagi mereka, acara bukan hanya sekedar kumpulan dekorasi atau hiburan, melainkan cerminan dari jati diri. Event planner yang ingin menarik minat Gen Z harus mampu mendalami identitas kliennya, sehingga bisa menyesuaikan konsep acara yang mencerminkan kepribadian mereka. Personalisasi ini bisa diterapkan di berbagai elemen, mulai dari pilihan warna, dekorasi, hingga aktivitas-aktivitas unik yang mengingatkan tamu pada karakter klien.
Sebagai contoh, jika klien adalah seorang pencinta seni, event planner dapat memasukkan elemen-elemen seni, seperti pameran mini karya mereka atau instalasi visual yang menggambarkan hobi atau inspirasi klien. Detail-detail yang mencerminkan gaya hidup klien membuat acara menjadi lebih bermakna dan terasa otentik bagi para tamu.
2. Gunakan Konsep Visual yang Instagrammable namun Bermakna
Visual sangat penting bagi Gen Z, terutama karena generasi ini tumbuh bersama media sosial. Mereka menyukai momen-momen yang bisa diabadikan dan dibagikan ke platform seperti Instagram dan TikTok. Namun, bukan berarti visual yang sekadar indah akan cukup. Gen Z menginginkan dekorasi yang bermakna dan unik, bukan sekadar tren yang sudah sering mereka lihat di media sosial.
Event planner bisa menciptakan sudut-sudut “Instagrammable” dengan elemen-elemen yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga punya nilai cerita. Misalnya, jika klien adalah pecinta lingkungan, dekorasi dengan material daur ulang atau area foto yang dihiasi tanaman hias bisa menjadi pilihan. Setiap elemen dekorasi harus memiliki nilai dan cerita, sehingga bisa menjadi titik obrolan bagi para tamu dan membangun suasana yang lebih bermakna.
3. Pilih Tema Acara yang Autentik dan Ramah Lingkungan
Gen Z dikenal dengan kesadaran tinggi akan isu lingkungan. Mereka cenderung memilih konsep yang ramah lingkungan dan menolak konsep yang terlalu boros atau menghasilkan banyak limbah. Bagi event planner, penting untuk memahami bahwa Gen Z lebih menyukai bahan-bahan alami atau daur ulang dalam dekorasi. Selain itu, mereka juga mungkin menghargai upaya untuk meminimalkan penggunaan plastik atau kertas sekali pakai.
Contohnya, seorang event planner bisa memilih dekorasi dengan bunga segar lokal yang bisa dikomposkan setelah acara atau memilih dekorasi reusable yang bisa disewa dan digunakan kembali. Catering dengan bahan pangan lokal dan menu berbasis tanaman (plant-based) juga bisa menjadi opsi yang menarik bagi Gen Z. Dengan mendukung tema ramah lingkungan ini, event planner bisa menciptakan kesan positif sekaligus memenuhi ekspektasi klien.
4. Maksimalkan Penggunaan Teknologi untuk Menciptakan Pengalaman yang Interaktif
Gen Z sangat akrab dengan teknologi dan menghargai kehadirannya dalam acara. Mereka tertarik dengan pengalaman yang interaktif dan melibatkan teknologi canggih. Untuk itu, event planner dapat memasukkan elemen-elemen teknologi untuk menciptakan pengalaman yang lebih menarik.
Misalnya, penggunaan augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) dapat memperkaya pengalaman acara. Selain itu, menggunakan aplikasi untuk mempermudah interaksi tamu, seperti fitur check-in digital atau voting interaktif selama acara berlangsung, dapat menambah kesan modern dan canggih pada acara tersebut. Teknologi ini bukan hanya memudahkan tamu, tetapi juga memberikan pengalaman unik yang jarang ditemui di acara-acara konvensional.
5. Ciptakan Atmosfer yang Santai dan Terbuka
Gen Z lebih menyukai suasana yang santai dan jauh dari kesan formal yang berlebihan. Mereka ingin merasa nyaman untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain tanpa terikat dengan aturan atau protokol yang terlalu kaku. Event planner dapat menciptakan suasana yang rileks dengan menghindari tata ruang yang terlalu resmi dan kaku.
Contoh sederhana adalah menyiapkan area duduk yang nyaman dengan bean bag, sofa, atau bahkan tikar dan bantal, daripada hanya menggunakan kursi berderet seperti acara formal. Ini akan membuat suasana lebih intim dan mendorong tamu untuk berinteraksi dengan lebih bebas dan hangat. Dengan menciptakan atmosfer yang santai, tamu akan merasa lebih bebas menikmati acara dan berinteraksi.
Bagi Gen Z, sebuah acara bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga sarana untuk berekspresi, berbagi nilai, dan merasakan pengalaman baru yang bermakna. Event planner yang ingin menyasar generasi ini perlu memahami lebih dari sekadar tren visual; mereka harus mengerti esensi di balik preferensi Gen Z, seperti personalisasi, nilai autentik, serta kesadaran lingkungan dan teknologi. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, event planner dapat menciptakan acara yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan pengalaman berkesan bagi Gen Z.